Minggu, 18 November 2012

Pasar Persaingan Oligopoli

Diposting oleh aiisyah maulida di Minggu, November 18, 2012 1 komentar

Pasar Persaingan Oligopoli
          Struktur pasar atau industri oligopoli ( oligopoly) adalah pasar (industri) yang terdiri atas hanya sedikit perusahaan(produsen). Setiap perusahaan memiliki kekuatan (cukup) besar untuk mempengaruhi harga pasar. Produk dapat homogen atau terdiferensiasi. Perilaku setiap perusahaan akan mempengaruhi perilaku perusahaan lainnya dalam industri. Dari definisi di atas, kondisi pasar oligopoli mendekati kondisi pasar monopoli.
          Para ekonom pada umumnya hanya berbicara tentang empat bentuk pasar utama : Pasar Persaingan Sempurna, Monopoli, Persaingan Monopolistik dan Oligopoli. Dalam semua bentuk pasar itu para penjual memperhatikan respon pembeli, tetapi dalam oligopoli para penjual juga memperhatikan respon lawan-lawannya. Di dalam ketiga pasar yang disebut terdahulu, kurva-kurva permintaanya diturunkan dari data tentang konsumen. Tapi dalam oligopoli hal itu belum cukup. Seorang oligopolis memperkirakan permintaan juga tergantung pada reaksi apa yang akan dilakukan lawan-lawannya terhadap perubahan harga yang di ambil. Ini memang sulit di ramalkan, tetapi penting bagi kita untuk bisa membuat kurva permintaannya.

1.  Karakteristik Pasar Oligopoli
Dari definisi di atas kita dapat melihat beberapa unsur penting (karakteristik) pasar oligopoli :
a)    Hanya sedikit perusahaan industri ( few number of firms)
b)   Produknya homogen atau terdiferensiasi ( homogen or differentiated produk)
c)    Pengambilan keputusan yang saling mempengaruhi ( interdependence decisions)
d)   Kompetisi nonharga ( non pricing competition)

a) Hanya sedikit Perusahaan dalam Industri ( Few Number of Firms)
Secara teoritis sulit sekali untuk menetapkan berapa jumlah perusahaan di dalam pasar, agar dapat di katakan oligopoli. Namun untuk dasar analisis, biasanya jumlah perusahaan di asumsikan kurang dari sepuluh. Dalam kasus tertentu hanya terdapat dua perusahaan (duopoli). Kekuatan perusahaan- perusahaan dalam industri dapat diukur dengan menghitung rasio konsentrasi (concentration ratio). Rasio konsentrasi menghitung berapa persen output dalam pasar oligopoli dikuasai oleh perusahaan-perusahaan yang dominan (empat sampai delapan perusahaan). Jika rasio konsentrasi empat perusahaan ( four firms concentration ratio atau CR4) adalah 60%, berarti 60% output dalam industri dikuasai oleh empat perusahaan terbesar. CR4 yang semakin kecil mencerminkan struktur pasar yang semakin bersaing sempurna. Pasar suatu industri dinyatakan berstruktur oligopolistik apabila CR4 melebihi 40%. Begitu pula untuk jumlah CR lainnya.

b)           Produk Homogen atau Terdiferensiasi (homogen or differntiated product)
Dilihat dari sifat output yang dihasilkan, pasar oligopoli merupakan peralihan antara persaingan sempurna dengan monopoli. Perbedaan sifat output  yang di hasilkan akan mempengaruhi perilaku perusahaan dalam upaya mencapai kondisi optimal ( laba maksimum). Jika dalam pasar persaingan sempurna perusahaan mengatur jumlah output (output strategy)untuk mengatur tingkat harga, dalam pasar monopoli hanya satu perusahaan yang mampu mengendalikan harga dan output, maka dalam pasar persaingan oligopoli bentuk persaingan antarperusahaan adalah persaingan harga (pricing strategy) dan persaingan non harga (non pricing strategy). Contoh pasar oligopoli yang menghasilkan produk diferensiasi adalah industri mobil, rokok, dll. Sedangkan yang mengahasilkan produk homogen adalah industri baja, pipa peralon, seng dan kertas.
Penggolongan ini mempunyai arti penting dalam menganalisis pasar yang oligopolistik. Semakin besar tingkat diferensiasinya, perusahaan makin tidak tergantung pada kegiatan perusahaan-perusahaan lainnya. Berarti oligopoli dengan produk diferensiasi dapat lebih mudah memprediksi reaksi-reaksi dari perusahaan-perusahaan lawan.
Di luar unsur modal, rintangan untuk masuk ke dalam industri oligopoli yang menghasilkan produk homogen lebih sedikit, karena pada industri oligopoli dengan produk diferensiasi sangat berkaitan dengan loyalitas konsumen terhadap produk (merek tertentu).

c) Pengambilan Keputusan Yang Saling Mempengaruhi (Interdependence Decisions)
Keputusan perusahaan dalam menentukan harga dan jumlah output akan mempengaruhi perusahaan lainnya, baik yang sudah ada (existing firms) maupun yang masih di luar industri (potential firms). Karenanya guna menahan perusahaan potensial untuk masuk industri, perusahaan yang sudah ada menempuh strategi menetapkan harga jual terbatas (limiting prices), yang membuat perusahaan menikmati laba super normal di bawah tingkat maksimum.

d) Kompetisi Non Harga (Non Pricing Competition)
Dalam upayanya mencapai kondisi optimal, perusahaan tidak hanya bersaing dalam harga, namun juga non harga (non pricing competition). Bentuk-bentuk kompetisi non harga antara lain adalah pelayanan purna jual serta iklan untuk memberikan informasi, membentuk citra yang baik terhadap perusahaan dan merek, serta mempengaruhi perilaku konsumen. Keputusan investasi yang akurat diperlukan agar perusahaan dapat berjalan dengan tingkat efisiensi yang sangat tinggi. Tidak tertutup kemungkinan perusaan melakukan kegiatan intelijen industri untuk memperoleh informasi (mengetahui) keadaan, kekuatan dan kelemahan pesaing nyata maupun potensial. Informasi-informasi ini sangat penting agar perusahaan dapat memprediksi reaksi pesaing terhadap setiap keputusan yang diambil.

2. Faktor-faktor Penyebab Terbentuknya Pasar Oligopoli
Ada dua faktor penting penyebab terbentuknya pasar oligopoli, yaitu :

a.  Efisiensi Skala Besar
Dalam dunia nyata, perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri mobil, semen, kertas, pupuk dan peralatan mesin, umumnya berstruktur oligopoli. Teknologi padat modal (capital intensive) yang dibutuhkan dalam proses produksi menyebabkan efisiensi (biaya rata-rata minimum) baru tercapai bila output diproduksi dalam skala sangat besar. Dalam industri mobil, untuk satu jenis mobil, skala efisiensi baru tercapai juka produksi mobil minimal 50.000 sampai 100.000 unit per tahun. Bila perusahaan memproduksi tiga jenis mobil saja, output minimal seluruhnya antara 200.000 – 300.000 unit per tahun. Selanjutnya bila biaya produksi per mobil puluhan juta rupiah, dana yang di butuhkan untuk berproduksi ratusan miliar rupiah per tahun. Jika dihitung dengan biaya investasi awal, maka perusahaan yang ingin memasuki industri mobil harus menyiapkan dana triliunan rupiah.
Keadaan di atas merupakan hambatan untuk masuk (barries to entry) bagi perusahaan-perusahaan pesaing. Tidak mengherankan jika dalam pasar oligopoli hanya terdapat sedikit produsen.

b. Kompleksitas Manajemen
Berbeda dengan tiga struktur pasar lainnya (persaingan sempurna, monopoli, dan persaingan monopolistik), struktur pasar oligopoli ditandai dengan kompetisi harga dan non harga. Perusahaan juga harus cermat memperhitungkan setiap keputusan agar tidak menimbulkan reaksi yang merugikan dari perusahaan pesaing. Karena itu dalam industri oligopoli, kemampuan keuangan yang besar saja tidak cukup sebagai modal untuk bertahan dalam industri. Perusahaan juga harus memiliki kemampuan manajemen yang sangat baik agar mampu bertahan dalam struktur industri yang persaingannya begitu kompleks. Tidak banyak perusahaan yang memiliki kemampuan tersebut, sehingga dalam pasar oligopoli akhirnya hanya terdapat sedikit produsen.

3. Keseimbangan Oligipolis
Perusahaan yang bergerak dalam pasar oligopoli disebut oligopolis (oligopolist). Sebagai produsen, keseimbangan terjadi bila laba maksimum tercapai. Analisis keseimbangan oligopoli tidak menekankan dimensi waktu, melainkan kompetisi. Perusahaan seimbang atau tidak bukan saja dilihat dari kemampuan mengatur output dan harga, tetapi juga kemampuan memprediksi perilaku pesaing.
Begitu kompleksnya situasi dalam pasar oligopoli, sehingga para ekonom mengembangkan berbagai model untuk menganalisis perilaku oligopolis. Sayangnya, tidak ada satupun model yang dapat diterima secara umum sebagai model terbaik. Dalam bab ini, hanya akan dibahas model keseimbangan yang patah (kinked demand model) dan model kepemimpinan harga (price leadership model).

j     Model Keseimbangan yang Patah (kinked demand model)
Model ini dikembangkan oleh P.M.Sweezy (1939). Dua pemikiran penting yang dilontarkan Sweezy adalah harga dalam pasar oligopoli bersifat kaku (inflexible) dan oligopolis mengambil keputusan berdasarkan sikap (skenario) pesimis (pessimistic way). Permintaan sangat elastis bila harga dinaikkan dan inelastis bila harga diturunkan. Pengaruh ciri yang menonjol dalam motif pasar yang bersifat oligopolistik adalah adanya ketegaran harga (price regidity).

j     Model Kepemimpinan Harga (price leadership model)
Dalam model ini perusahaan yang dominan mengambil inisiatif dalam penentuan harga. Tujuannya adalah untuk meningkatkan laba dengan membentuk kolusi secara implisit (implicit collusion). Dikatakan kolusi karena perusahaan dominan berharap perusahaan lain mengikuti langkah tersebut. Dikatakan implisit karena kolusi tidak berdasarkan perjanjian formal. Produsen dominan memberikan sinyal harga (price signaling), misalnya dengan menggunakan media massa (konferensi pers). Produsen dominan memiliki posisi penentu harga (price setter), perusahaan yang lain sebagai penerima harga (price taker). Seandainya kolusi eksplisit (explicit collusion) diijinkan, produsen membentuk kerjasama formal yang disebut kartel (cartel). Seperti yang dilakukan oleh negara-negara penghasil minyak bumi dalam kartel OPEC. Untuk mencapai hasil maksimal, dua syarat yang harus dipenuhi kartel, yaitu memiliki potensi monopolis (permintaan inelastis) serta memelihara kekuatan dan stabilitas kerjasama (komitmen).

 

created by aisyah Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea