Penalaran Induktif
Metode
penalaran induktif adalah suatu penalaran yang berpangkat dari peristiwa khusus
sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau
pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan
kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan
penelitian tidak harus memiliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati
lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat di tarik generalisasi dari
suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak
tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci
sukses untuk dapat mendeskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.
Macam-macam Penalaran Induktif
A.
Generalisasi
Proses penalaran yang mengandalkan
beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan kesimpulan
yang bersifat umum. Atau dengan kata lain proses penalaran yang bertolak dari
fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Contoh : “semua presenter berita itu
tampan”
Pernyataan “semua
presenter berita itu berparas tampan” hanya memilikik kebenaran protabilitas
karna belum pernah diselidiki kebenarannya. Sahih atau tidak sahihnya
kesimpulan dari generalisasi itu dapat dilihat dari hal-hal berikut:
i.
Data-data itu harus memadai
jumlahnya. Masih banyak data yang di paparkan maka makin sahih kesimpulan yang
di peroleh
ii.
Data-data itu harus mewakili
keseluruhan. Dari data yang sama itu akan dihasilkan kesimpulan yang sahih
iii.
Pengecualian perlu diperhitungkan
karna data-data yang mempunyai sifat khusus tidak dapat dijadikan data
Macam-macam
generalisasi :
a)
Generalisasi sempurna
Generalisasi dimana seluruh fenomena
yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki. Contoh : Sensus penduduk
b)
Generalisasi tidak sempurna’
Generalisasi dmana kesimpulan
diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua
fenomena yang belum diselidiki. Contoh : Hampir seluruh pria dewasa di
Indonesia senang memakai celana pantalon.
Generalisasi yang tidak sempurna
juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang
benar.
Prosedur pengujian atas generalisasi
tersebut adalah :
1.
Jumlah sampel yang diteliti
terwakili
2.
Sampel harus bervariasi
3.
Mempertimbangkan hal-hal yang
menyimpang dari fenomena umum atau tidak umum
B.
Analogi
adalah penalaran induktif dengan
membandingkan dua hal yang mempunyai sifat sama atau banyak persamaanya. Tujuan
penalaran secara analogi adalah sebagai berikut :
§ Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan
§ Analogi dilakukan untuk menyikapkan kekeliruan
§ Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi
C.
Hubungan Kausal
Adalah penalaran yang diperoleh dari
gejala-gejala yang saling berhubungan. Hal ini terlihat ketika tombol ditekan
yang akibatnyabel berbunyi. Dalam kehidupan kita sehari-hari, hubungan kausal
ini sering kita temukan, seperti:
Contoh : ketika pulang dari pasar,
Ibu Sonya melihat tanah di halamannya becek, ibu langsung menyimpulkan bahwa
kain jemuran di belakang rumahnya pasti basah. Dalam kasus itu penyebabnya
tidak ditampilkan yaitu hari ujan. Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini,
tiga hubungan antar masalah yaitu sebagai berikut:
I.
Sebab Akibat
Sebab akibat ini berpola A
menyebabkan B, C, dan seterusnya. Sehingga efek dari suatu peristiwa yang
dianggap penyebab kadang-kadang lebih dari satu. Dalam kaitannya dengan
hubungan kausal ini, diperlukan kemampuan penalaran seseorang untuk mendapatkan
simpulan penalaran. Contoh : “hujan turun didaerah itu mengakibatkan timbulnya
banjir”
II.
Akibat Sebab
Akibat sebab ini dapat kita lihat pada
peristiwa seseorang yang pergi ke dokter. Ke dokter merupakan akibat dan sakit
merupakan sebab. Jadi hampir mirip dengan entimen. Akan tetapi dalam penalaran
jenis akibat sebab ini, peristiwa sebab merupakan kesimpulan. Contoh : “Andika
tidak lulus dalam ujian kali ini disebabkan dia tidak belajar dengan baik.
III.
Akibat-akibat
Akibat-akibat adalah suatu penalaran
yang meyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada suatu
akibat yang lain. Contoh : “ Ibu mendapatkan jalanan di depan rumah becek,
sehingga ibu beranggapan jemuran di rumah basah.
0 komentar:
Posting Komentar