Pasar
Persaingan Oligopoli
Struktur
pasar atau industri oligopoli ( oligopoly) adalah pasar (industri) yang terdiri
atas hanya sedikit perusahaan(produsen). Setiap perusahaan memiliki kekuatan
(cukup) besar untuk mempengaruhi harga pasar. Produk dapat homogen atau terdiferensiasi.
Perilaku setiap perusahaan akan mempengaruhi perilaku perusahaan lainnya dalam
industri. Dari definisi di atas, kondisi pasar oligopoli mendekati kondisi
pasar monopoli.
Para
ekonom pada umumnya hanya berbicara tentang empat bentuk pasar utama : Pasar
Persaingan Sempurna, Monopoli, Persaingan Monopolistik dan Oligopoli. Dalam
semua bentuk pasar itu para penjual memperhatikan respon pembeli, tetapi dalam
oligopoli para penjual juga memperhatikan respon lawan-lawannya. Di dalam
ketiga pasar yang disebut terdahulu, kurva-kurva permintaanya diturunkan dari
data tentang konsumen. Tapi dalam oligopoli hal itu belum cukup. Seorang
oligopolis memperkirakan permintaan juga tergantung pada reaksi apa yang akan
dilakukan lawan-lawannya terhadap perubahan harga yang di ambil. Ini memang
sulit di ramalkan, tetapi penting bagi kita untuk bisa membuat kurva
permintaannya.
1. Karakteristik Pasar Oligopoli
Dari definisi di atas kita
dapat melihat beberapa unsur penting (karakteristik) pasar oligopoli :
a)
Hanya sedikit perusahaan industri ( few number of firms)
b)
Produknya homogen atau terdiferensiasi ( homogen or differentiated
produk)
c)
Pengambilan keputusan yang saling mempengaruhi ( interdependence
decisions)
d)
Kompetisi nonharga ( non pricing competition)
a) Hanya sedikit Perusahaan dalam Industri ( Few Number of Firms)
Secara teoritis sulit sekali
untuk menetapkan berapa jumlah perusahaan di dalam pasar, agar dapat di katakan
oligopoli. Namun untuk dasar analisis, biasanya jumlah perusahaan di asumsikan
kurang dari sepuluh. Dalam kasus tertentu hanya terdapat dua perusahaan
(duopoli). Kekuatan perusahaan- perusahaan dalam industri dapat diukur dengan
menghitung rasio konsentrasi (concentration ratio). Rasio konsentrasi
menghitung berapa persen output dalam pasar oligopoli dikuasai oleh
perusahaan-perusahaan yang dominan (empat sampai delapan perusahaan). Jika
rasio konsentrasi empat perusahaan ( four firms concentration ratio atau CR4)
adalah 60%, berarti 60% output dalam industri dikuasai oleh empat perusahaan
terbesar. CR4 yang semakin kecil mencerminkan struktur pasar yang semakin
bersaing sempurna. Pasar suatu industri dinyatakan berstruktur oligopolistik
apabila CR4 melebihi 40%. Begitu pula untuk jumlah CR lainnya.
b)
Produk Homogen atau Terdiferensiasi (homogen
or differntiated product)
Dilihat dari sifat output yang dihasilkan, pasar oligopoli
merupakan peralihan antara persaingan sempurna dengan monopoli. Perbedaan sifat
output yang di hasilkan akan mempengaruhi perilaku
perusahaan dalam upaya mencapai kondisi optimal ( laba maksimum). Jika dalam
pasar persaingan sempurna perusahaan mengatur jumlah output (output strategy)untuk mengatur tingkat harga, dalam pasar
monopoli hanya satu perusahaan yang mampu mengendalikan harga dan output, maka dalam pasar persaingan
oligopoli bentuk persaingan antarperusahaan adalah persaingan harga (pricing
strategy) dan persaingan non harga (non pricing strategy). Contoh pasar
oligopoli yang menghasilkan produk diferensiasi adalah industri mobil, rokok,
dll. Sedangkan yang mengahasilkan produk homogen adalah industri baja, pipa
peralon, seng dan kertas.
Penggolongan ini mempunyai
arti penting dalam menganalisis pasar yang oligopolistik. Semakin besar tingkat
diferensiasinya, perusahaan makin tidak tergantung pada kegiatan
perusahaan-perusahaan lainnya. Berarti oligopoli dengan produk diferensiasi
dapat lebih mudah memprediksi reaksi-reaksi dari perusahaan-perusahaan lawan.
Di luar unsur modal, rintangan
untuk masuk ke dalam industri oligopoli yang menghasilkan produk homogen lebih
sedikit, karena pada industri oligopoli dengan produk diferensiasi sangat
berkaitan dengan loyalitas konsumen terhadap produk (merek tertentu).
c) Pengambilan Keputusan Yang Saling
Mempengaruhi (Interdependence Decisions)
Keputusan perusahaan dalam
menentukan harga dan jumlah output
akan mempengaruhi perusahaan lainnya, baik yang sudah ada (existing firms)
maupun yang masih di luar industri (potential firms). Karenanya guna menahan
perusahaan potensial untuk masuk industri, perusahaan yang sudah ada menempuh
strategi menetapkan harga jual terbatas (limiting prices), yang membuat
perusahaan menikmati laba super normal di bawah tingkat maksimum.
d) Kompetisi Non Harga (Non Pricing Competition)
Dalam upayanya mencapai
kondisi optimal, perusahaan tidak hanya bersaing dalam harga, namun juga non
harga (non pricing competition). Bentuk-bentuk kompetisi non harga antara lain
adalah pelayanan purna jual serta iklan untuk memberikan informasi, membentuk
citra yang baik terhadap perusahaan dan merek, serta mempengaruhi perilaku
konsumen. Keputusan investasi yang akurat diperlukan agar perusahaan dapat
berjalan dengan tingkat efisiensi yang sangat tinggi. Tidak tertutup
kemungkinan perusaan melakukan kegiatan intelijen industri untuk memperoleh
informasi (mengetahui) keadaan, kekuatan dan kelemahan pesaing nyata maupun
potensial. Informasi-informasi ini sangat penting agar perusahaan dapat
memprediksi reaksi pesaing terhadap setiap keputusan yang diambil.
2. Faktor-faktor Penyebab Terbentuknya Pasar Oligopoli
Ada dua faktor penting penyebab terbentuknya pasar oligopoli, yaitu :
a. Efisiensi Skala Besar
Dalam dunia nyata,
perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri mobil, semen, kertas, pupuk
dan peralatan mesin, umumnya berstruktur oligopoli. Teknologi padat modal
(capital intensive) yang dibutuhkan dalam proses produksi menyebabkan efisiensi
(biaya rata-rata minimum) baru tercapai bila output diproduksi dalam skala sangat besar. Dalam industri mobil,
untuk satu jenis mobil, skala efisiensi baru tercapai juka produksi mobil
minimal 50.000 sampai 100.000 unit per tahun. Bila perusahaan memproduksi tiga
jenis mobil saja, output minimal
seluruhnya antara 200.000 – 300.000 unit per tahun. Selanjutnya bila biaya
produksi per mobil puluhan juta rupiah, dana yang di butuhkan untuk berproduksi
ratusan miliar rupiah per tahun. Jika dihitung dengan biaya investasi awal,
maka perusahaan yang ingin memasuki industri mobil harus menyiapkan dana
triliunan rupiah.
Keadaan di atas merupakan
hambatan untuk masuk (barries to entry) bagi perusahaan-perusahaan pesaing.
Tidak mengherankan jika dalam pasar oligopoli hanya terdapat sedikit produsen.
b. Kompleksitas Manajemen
Berbeda dengan tiga struktur pasar lainnya (persaingan sempurna,
monopoli, dan persaingan monopolistik), struktur pasar oligopoli ditandai
dengan kompetisi harga dan non harga. Perusahaan juga harus cermat
memperhitungkan setiap keputusan agar tidak menimbulkan reaksi yang merugikan
dari perusahaan pesaing. Karena itu dalam industri oligopoli, kemampuan
keuangan yang besar saja tidak cukup sebagai modal untuk bertahan dalam
industri. Perusahaan juga harus memiliki kemampuan manajemen yang sangat baik
agar mampu bertahan dalam struktur industri yang persaingannya begitu kompleks.
Tidak banyak perusahaan yang memiliki kemampuan tersebut, sehingga dalam pasar
oligopoli akhirnya hanya terdapat sedikit produsen.
3. Keseimbangan Oligipolis
Perusahaan yang bergerak dalam pasar oligopoli disebut oligopolis
(oligopolist). Sebagai produsen, keseimbangan terjadi bila laba maksimum
tercapai. Analisis keseimbangan oligopoli tidak menekankan dimensi waktu,
melainkan kompetisi. Perusahaan seimbang atau tidak bukan saja dilihat dari
kemampuan mengatur output dan harga,
tetapi juga kemampuan memprediksi perilaku pesaing.
Begitu kompleksnya situasi dalam pasar oligopoli, sehingga para ekonom
mengembangkan berbagai model untuk menganalisis perilaku oligopolis. Sayangnya,
tidak ada satupun model yang dapat diterima secara umum sebagai model terbaik.
Dalam bab ini, hanya akan dibahas model
keseimbangan yang patah (kinked demand model) dan model kepemimpinan harga
(price leadership model).
j
Model Keseimbangan yang Patah
(kinked demand model)
Model ini dikembangkan oleh P.M.Sweezy (1939). Dua pemikiran penting
yang dilontarkan Sweezy adalah harga dalam pasar oligopoli bersifat kaku
(inflexible) dan oligopolis mengambil keputusan berdasarkan sikap (skenario)
pesimis (pessimistic way). Permintaan sangat elastis bila harga dinaikkan dan
inelastis bila harga diturunkan. Pengaruh ciri yang menonjol dalam motif pasar
yang bersifat oligopolistik adalah adanya ketegaran harga (price regidity).
j
Model Kepemimpinan Harga
(price leadership model)
Dalam model ini perusahaan yang dominan mengambil inisiatif dalam
penentuan harga. Tujuannya adalah untuk meningkatkan laba dengan membentuk
kolusi secara implisit (implicit collusion). Dikatakan kolusi karena perusahaan
dominan berharap perusahaan lain mengikuti langkah tersebut. Dikatakan implisit
karena kolusi tidak berdasarkan perjanjian formal. Produsen dominan memberikan
sinyal harga (price signaling), misalnya dengan menggunakan media massa
(konferensi pers). Produsen dominan memiliki posisi penentu harga (price
setter), perusahaan yang lain sebagai penerima harga (price taker). Seandainya
kolusi eksplisit (explicit collusion) diijinkan, produsen membentuk kerjasama
formal yang disebut kartel (cartel). Seperti yang dilakukan oleh negara-negara
penghasil minyak bumi dalam kartel OPEC. Untuk mencapai hasil maksimal, dua
syarat yang harus dipenuhi kartel, yaitu memiliki potensi monopolis (permintaan
inelastis) serta memelihara kekuatan dan stabilitas kerjasama (komitmen).
1 komentar:
Alhamdulillah semoga atas bantuan ki witjaksono terbalaskan melebihi rasa syukur kami,
saat ini karna bantuan aki melalui pesugihan dana gaib tanpa tumbal sangat berarti bagi keluarga kami.
Bagi saudara-saudaraku yg butuh pertolongan
silahkan hubungi
Ki Witjaksono di:0852-2223-1459
Supaya lebih jelas kunjungi blog
Klik-> PESUGIHAN UANG GAIB
Posting Komentar